Selasa, 11 Mei 2010

Tulisan

Migrain

Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang diperkirakan di derita 25 persen wanita dan 10 persen pria diseluruh dunia. Angka yang cukup memperhatinkan apalagi jika ditambah kenyataan data menunjukkan 90 persen populasi manusia pernah mengalami gangguan berbagai jenis nyeri atau sakit kepala.
Nyeri kepala sebelah jangan dianggap remeh karena nyeri migrain bisa berpindah dan bahkan menyerang seluruh bagian kepala. Terlebih lagi buat para wanita yang secara statistik lebih rentan terkena migraine ketimbang pria karena faktor hormonal. Penyebab migrain selain faktor genetic yang sangat berperan, migrain diperkirakan terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (peradangan). Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala lain seperti mual. Biasanya penderita migrain biasanya sensitive terhadap cahaya, suara dan bau-bauan karena sewaktu-waktu datang menyerang akibat mengonsumsi makan tertentu (alkohol, kafein, keju dan zat-zat adiktif seperti MSG).
Seperti sakit kepala yang di bagi-bagi per sub. Migrain mempunyai beberapa kelompok seperti dibawah ini :
 Migrain Biasa : Gejalanya nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala dengan intensitas sedang hingga berat. Bila sudah parah penderita tidak dapat beraktivitas.
 Migrain Klasik : Gejalanya didahului gangguan penglihatan seperti melihat garis bergelombang , cahaya terang, bintik gelap, atau tidak dapat melihat benda dengan jelas. Penderita dapat mengalami satu atau beberapa macam gejala, meski tidak timbul secara bersamaan.
 Migrain Haid : Migrain ini timbul beberapa hari sebelum, selama, atau sesudah haid. Penderita akan tahu bahwa migrain yang dirasakan berhubungan dengan siklus haidnya. Rasa sakit yang dirasakan bisa seperti migrain biasa atau klasik.
 Migrain Komplikasi : Migrain ini kerap disertai gangguan system saraf seperti mati rasa pada kulit dan geli, kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan, ketidak mampuan menggerakan tangan atau kaki. Gejala saraf ini dapat tetap betahan meski migrainnya telah sembuh.


Referensi : Tabloid Bintang Indonesia Edisi 969 Tahun ke XIX Minggu Pertama Desember 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar