Selasa, 29 Desember 2009

Persepsi

Usaha Jasa di Bidang Property

Sekarang ini ditelevisi banyak bermunculan iklan properti yang menawarkan kawasan hunian atau perumahan, apartement, serta rukan untuk membuka usaha. Hal ini menandakan berkembangnya usaha properti di Indonesia.
Salah satunya yang berada di kawasan Cibubur. Di Cibubur kini banyak berdiri kawasan perumahan mewah yang menawarkan berbagai macam fasilitas mulai dari taman, arena jogging, fitness center, kolam renang, pusat perbelanjaan dan sekolah. Di Jakarta ada hunian atau apartement yang berada dekat dengan kawasan perkantoran yang di peruntukan bagi mereka yang berprofesi sebagai executive muda atau para pegawai kantoran yang bisa dibilang masih lajang yang sibuk dengan pekerjaan.
Persepsi atau kesan yang kita lihat terhadap hunian yang ditawarkan mewah, mahal dan lebih diperuntukan bagi mereka yang berasal dari kalanggan atas yang mempunyai penghasilan atau pendapatan yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari segi harga yang ditawarkan. Mereka pun berlomba-lomba menawarkan hunian yang menarik para customer dan menawarkan berbagai macam kemudahan dalam pembayarannya seperti discount bagi mereka yang membeli hunian sebelum tanggal yang telah ditentukan berakhir, mereka juga menawarkan cicilan pembayaran dengan bunga 0% sampai beberapa tahun. Tapi tetap saja bagi mereka yang berasal kalanggan menengah kebawah harga yang ditawarkan mahal. Karena rangsangan yang diperhatikan konsumen pun tidak selalu seperti apa yang dimaksud. Setiap orang berusaha menyesuaikan informasi yang masuk dengan padangannya. Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan oaring untuk meramu informasi kedalam pengertian pribadi. Orang cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih mendukung daripada menentang konsepsi-konsepsi yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pemasar harus berupaya memahami susunan pikiran konsumen dan dampak serta interpretasi iklan dan produk mereka.


Referensi :
Simamorang, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

motivasi

Pengobatan Alternatif

Jika anda sering melewati jalan Margonda pada pagi hari maka anda akan melihat banyak orang yang sedang mengantri bahkan antrian tersebut bisa sampai panjang. Orang –orang yang anda lihat bukan sedang mengantri sembako ataupun minyak tanah melainkan mereka sedang mengantri untuk bisa diterapi sebagai salah satu alternative pengobatan untuk menyembuhkan penyakit. Karena mereka ingin memenuhi atau mencapai suatu kebutuhan yang berubah menjadi motif yakni motif untuk sembuh. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Pada proses motivasi, orang akan berusaha memenuhi berbagai macam kebutuhannya seperti untuk menjadi sehat ataupun untuk sembuh. Kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan orang akan mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu orang lalu memilih suatu tindakan, maka terjadilah perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan. Maka orang akan melakukan dan mencoba berbagai pengobatan baik alternative maupun medis untuk mencapai kesembuhan.


Referensi :
Simamorang, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Minggu, 27 Desember 2009

Motivasi

Motivasi

Suatu produk atau alat olahraga yang diiklankan atau diperkenalakan sebagai alat yang dapat membantu masalah menurunkan berat badan yang dihadapi para konsumen dan memperlihatkan hasil dari konsumen atau model yang telah menggunakan produk tersebut berhasil dalam mengatasi masalahnya, akan membuat konsumen yang menginginkan menurunkan berat badannya untuk membeli produk tersebut. Karena hasil yang ditampilkan produk tersebut memotivasi konsumen untuk menggunakan alat tersebut sebab produk tersebut memiliki kosekuensi relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk itu. Artinya, keterlibatan produk tinggi, seorang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat seperti emosi dan perasaaan kuat terhadap produk tersebut karena ia percaya.


Motivasi dapat digambarkan sebagai suatu kekuatan yang mana individu didorong untuk melakukan suatu tindakan. Dorongan kekuatan itu dihasilkan melalui proses rangsangan yang kuat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu melalui pembentukan perilaku yaitu dengan bekerja keras memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi tadi. Motivasi berperan sebagai pendorong jiwa individu untuk bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh mereka dan apa yang telah dipelajari.


Refrensi :

Amirullah, SE., MM. 2002. Perilaku Konsumen . Graha Ilmu . Yogyakarta.


Kepribadian

Kepribadian

Seseorang yang memiliki pola hidup yang sehat akan memilih dengan teliti dalam memilih segala sesuatunya mulai dari makan yang akan dimakan, produk vitamin yang cocok untuk dibeli sesuai dengan kebutuhannya hal itu berpengaruh dalam mengambil keputusan.
Seorang wanita yang feminim cenderung akan memakai pakaian yang feminim seperti memakai blus, rok, dan gaun. Mereka pun sering pergi ke salon untuk melakukan perawatan dan menggunakan produk kecantikan seperti bedak, pelembab dan lipstick dan apabila cocok dengan produk tersebut akan dipakai terus
Seseorang yang mempunyai selera yang tinggi atau mempunyai standar yang tinggi untuk dirinya sendiri sebagai contoh seorang yang perfectsionis dia selalu ingin tahu pendapat seseorang mengenai tugas atau penampilannya apakah sudah bagus dan cocok dengannya. Dia juga ingin apa yang dikerjakanya lebih baik atau lebih bagus dari pada orang lain. Hal tersebut akan selalu ia lakukan berulang-ulang karena semua itu telah menjadi kepribadiannya yang sulit untuk ditinggalkan.

Kepribadian ini akan memberikan kepada konsumen untuk konsistensi pokok yang cocok atau pola-pola yang digambarkan dalam pilihan produk dan perilaku lainnya. Kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan (Endel:1992). Kotler mendefinisikan prilaku sebagai karakter teristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan relative konsisten dan tetap terhadap lingkungan.

Refrensi :
Amirullah, SE., MM. 2002. Perilaku Konsumen . Graha Ilmu . Yogyakarta.

Lingkungan

Lingkungan


Sebuah restoran Jepang telah membuka cabang di Negara-negara lain dan sukses. Restoran tersebut juga membuka cabang di Indonesia yang kebetulan mayoritas penduduknya beragama muslim. Restoran tersebut jika ingin bertahan lama dalam menjalankan usahanya harus menyesuaikan dengan lingkungan disekitarnya seperti bahan-bahan yang digunakan dalam makanan atau masakan yang disajikan harus halal karena mayoritas konsumen atau penggunjung restorannya beragama muslim dan bisa juga menyesuaikan dengan cita rasa dan kebiasaan makan orang Indonesia. Restoran tersebut juga harus dapat memberikan kenyamanan bagi penggunjung yang datang dan memberi fasilitas seperti mushollah jika ada penggunjung yang ingin sholat.

PERSEPSI

PERSEPSI
Sebuah perusahaan membuat iklan untuk meningkatkan penjulannya dan menarik konsumen. Iklan sepeda motor tersebut ditanyangkan di televisi yang menggambarkan si penggunanya dapat cepat sampai ketempat tujuan dengan sepeda motor yang digambarkan berjalan dengan cepat, lincah, irit bahan bakar dapat melewati setiap medan yang dilalui tanpa hamabatan dan ditawarkan dengan harga yang terjangkau.. Dan konsumen pun yang melihatnya tertarik dan memberi tanggapan serta penilaian yang positif terhadap sepeda motor tersebut karena konsumen merasa sesuai ataupun cocok.

Persepsi sebagai proses dimana individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulasi kedalam bentuk arti dan gambar. Atau dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang memandang lingkungan disekelilingnya. Faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya :
Pengaruh tampilan fisik
Gaya meniru
Kesan pertama
Pengaruh penilaian

Refrensi :
Amirullah, SE., MM. 2002. Perilaku Konsumen . Graha Ilmu . Yogyakarta.